MAKALAH
“Penyakit TBC”
(Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
farmakologi dasar)
Oleh :
Tia Widianti
SEKOLAH
TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH TANGERANG 2014-2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana dengan rahmat dan hidayah-nya kami
mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu .
Makalah ini berjudul “Penyakit TBC”. Uraian materi yang
disajikan didapatkan dari internet. Materi disajikan dalam bahasa yang tepat,
lugas, dan jelas sehingga mudah dipahami pembaca.
Makalah ini dibuat dalam rangka
memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah farmakologi yang meliputi
nilai tugas kelompok.
Kami sebagai penyusun menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, demi kesempurnaan
makalah ini kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan.
Kepada para pembaca kami ucapkan
selamat belajar dan manfaatkanlah makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Rangkasbitung, Maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar
Isi...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah.........................................................................................................2
1.3 Tujuan
Penulisan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penyakit
TBC.................................................................................................................3
2.2 Gejala Penyakit
TBC.....................................................................................................4
2.3 Pencegahan Penyakit
TBC............................................................................................5
2.4 Penularan Penyakit
TBC..............................................................................................5
2.5 Pengobatab Penyakit
TBC............................................................................................6
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan.....................................................................................................................7
3.2 Saran................................................................................................................................8
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................................9
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tuberkulosis (TBC atau TB)
adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium
tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga
memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi
organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat
secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di
Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka
kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis
dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia
menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita
di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Pada tahun
1992 WHO telah
mencanangkan tuberkulosis sebagai Global Emergency. Laporan WHO
tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada
tahun 2002, sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan
menurut regional WHO jumlah terbesar kasus ini terjadi di Asia Tenggara yaitu 33% dari seluruh kasus
di dunia.
Indonesia berada
dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita TB. Setiap
tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal.
Seratus tahun yang lalu, satu dari lima kematian di Amerika Serikat disebabkan
oleh tuberkulosis.
Tuberkulosis
masih merupakan penyakit infeksi saluran
napas yang tersering di Indonesia. Keterlambatan dalam menegakkan diagnosa dan
ketidakpatuhan dalam menjalani pengobatan mempunyai dampak yang besar karena
pasien Tuberkulosis akan menularkan penyakitnya pada lingkungan,sehingga jumlah
penderita semakin bertambah.
Pengobatan Tuberkulosis berlangsung
cukup lama yaitu setidaknya 6 bulan pengobatan dan selanjutnya dievaluasi oleh
dokter apakah perlu dilanjutkan atau berhenti, karena pengobatan yang cukup
lama seringkali membuat pasien putus berobat atau menjalankan pengobatan secara
tidak teratur, kedua hal ini ini fatal akibatnya yaitu pengobatan tidak
berhasil dan kuman menjadi kebal disebut MDR ( multi drugs resistance ), kasus
ini memerlukan biaya berlipat dan lebih sulit dalam pengobatannya sehingga
diharapkan pasien disiplin dalam berobat setiap waktu demi pengentasan
tuberkulosis di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan penyakit TBC?
2. Apakah
gejala dari penyakit TBC?
3. Bagaimana
cara pencegahan penyakit TBC?
4. Bagaimana
penularan penyakit TBC?
5. Bagaimana
pengobatan yang harus dilakukan oleh penderita TBC?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit TBC.
2. Untuk
mengetahui apa saja gejala dari penyakit TBC.
3. Untuk
mengetahui bagaimana cara pencegahan penyakit TBC.
4. Untuk
mengetahui bagaimana penularan penyakit TBC.
5. Untuk
mengetahui bagaimana cara pengobatan penyakit TBC.
6. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah farmakologi dasar.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Penyakit TBC
Tuberkulosis atau TB (singkatan yang
sekarang adalah TBC) TBC adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru
walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang
ke orang. Penyakit ini ditemukan oleh ilmuan dari jerman yang bernama Heinrich
Hermann Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882 di Berlin, Jerman.
Tuberkulosis merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh basil Mycobacterium
tuberculosis tipe humanus, sejenis kuman berbentuk batang dengan panjang
1-4 mm dan tebal 0,3-0,6 mm. Struktur kuman ini terjadi atas lipid (lemak) yang
membuat kuman lebih tahan terhadap asam, serta dari gangguan berbagai kimia dan
fisik. Kuman ini juga tahan berada di udara kering dan keadaan dingin (misalnya
di dalam lemari es) karena sifatnya yang dormant, yaitu dapat bangkit kembali
dan menjadi lebih aktif. Selain itu, kuman ini juga bersifat aerob.
Tuberkulosis merupakan infeksi pada
saluran pernapasan yang vital. Basil Mycobacterium masuk kedalam jaringan paru
melalui saluran napas (dreplet infection)
sampai alveoli dan terjadilah infeksi primer (Gbon). Kemudian, dikelenjar getah bening terjadilah primer
kompleks yang disebut tuberculosis
primer. Peradangan terjadi sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik
terhadap basil Mycobacterium pada usia 1-3 tahun. Sedangkan, post primer
tuberculosis (reinfection) adalah peradangan yang terjadi pada jaringan paru
yang disebabkan oleh penularan ulang.
Selain merusak
paru-paru, Mycobacterium tuberculosis dapat mengenai sistem saraf
sentral atau meningitis, sistem lympatic, sistem sirkulasi atau miliary
tuberculosis, sistem genitourinary, tulang dan sendi. Penderia penyakit
Tuberculosis akan mengalami malnutrisi dengan berat badan hanya sekitar 30
sampai 50 kg terutama pada orang dewasa.
Kondisi daya tahan tubuh yang sangat
rendah pada penderita Tuberculosis akan menimbulkan Mycobacterium
tuberculosis berkembang biak.
2.2 Gejala Penyakit TBC
Gejala penyakit TBC digolongkan
menjadi dua bagian, yaitu gejala umum dan gejala khusus. Sulitnya mendeteksi
dan menegakkan diagnosa TBC adalah disebabkan gambaran secara klinis dari si
penderita yang tidak khas, terutama pada kasus-kasus baru.
1.
Gejala umum (Sistemik)
·
Demam tidak terlalu tinggi yang
berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat.
Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
·
Penurunan nafsu makan dan berat
badan.
·
Batuk-batuk selama lebih dari 3
minggu (dapat disertai dengan darah).
·
Perasaan tidak enak (malaise),
lemah.
2.
Gejala khusus (Khas)
·
Tergantung dari organ tubuh mana
yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke
paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan
menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
·
Kalau ada cairan dirongga pleura
(pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
·
Bila mengenai tulang, maka akan
terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk
saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan
nanah.
·
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan
pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak),
gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Pada penderita usia anak-anak
apabila tidak menimbulkan gejala, Maka TBC dapat terdeteksi kalau diketahui
adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Sekitar 30-50% anak-anak yang terjadi
kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin
positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita
TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan
pemeriksaan serologi/darah.
2.3 Pencegahan Penyakit TBC
Tips berikut berguna untuk mencegah Penularan penyakit
TBC :
1. Menutup
mulut pada waktu batuk dan bersin
2. Meludah
hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun)
3. Imunisasi
BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan
4. Menghindari
udara dingin
5. Mengusahakan
sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur
6. Menjemur
kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari
7. Semua barang
yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan tidak boleh
digunakan oleh orang lain
8. Makanan
harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein
2.4 Penularan Penyakit TBC
Penyakit
TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium
tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada
anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa.
Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan
berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh
yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau
kelenjar getah bening.
Oleh sebab itulah infeksi
TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru,
otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan
lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu
paru-paru. Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi
paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat).
Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan
berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri
itu oleh sel-sel paru.
Mekanisme pembentukan dinding itu
membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC
akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk
dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada
pemeriksaan fotorontgen.
2.5
Pengobatan
Penyakit TBC
1. Etambutol
2. Isoniasid
3. Rifampisin
4. Pyrazinamid
5. Streptomisin
6. Sikloserin
Ø Isoniazid
(INH) sebagai bakterisidial terhadap basil yang tumbuh aktif. Obat ini diberikan
selama 18-24 bulan dan dengan dosis 10-20 mg/kg berat badan/hari melalui oral.
Ø Kombinasi
antar INH, rifampicin, dan pyrazinamid yang diberikan selama 6 bulan.
Ø Obat tambahan, antara lain Strepmomycin
(diberikan intramuskuler)dan Etham
burol
Ø Terapi
kortikosteroid diberikan bersamaan dengan obat anti-TB untuk mengurangi respons
peradangan, misalnya pada meningitis.
Efek Samping Obat
Beberapa efek samping yang mungkin
muncul akibat mengkonsumsi obat TB bervariasi mulai dari ringan hingga berat.
Efek samping ringan dapat berupa berubahnya warna urine menjadi kemerahan yang
diakibatkan oleh rifampisin. Efek samping lainnya dapat berupa nyeri
sendi, tidak ada nafsu makan, mual, kesemutan dan rasa terbakar di hati,
gatal dan kemerahan dikulit, gangguan keseimbangan hingga kekuningan
(ikterus). Jika pasien merasakan hal-hal tersebut, pasien harus
segera berkonsultasi dengan dokter untuk memperoleh penanganan lebih
lanjut, fase lanjutan. Dalam beberapa kasus pengobatan bisa berlangsung hingga
delapan bulan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Tuberkulosis
atau TB (singkatan yang sekarang adalah TBC) adalah penyakit infeksi menular
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis tipe humanus, sejenis kuman berbentuk batang dengan panjang
1-4 mm dan tebal 0,3-0,6 mm.
2. Gejala
umum dari penyakit TBC : 1) Demam tidak terlalu tinggi yang
berlangsung lama, biasanya dirasakan pada malam hari disertai keringat. 2)
Penurunan nafsu makan dan berat badan. 3) Batuk-batuk selama lebih dari 3
minggu (dapat disertai dengan darah). 4) Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
3. Gejala
khusus dari penyakit TBC : 1) Tergantung dari organ tubuh mana
yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus akibat penekanan kelenjar
getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara
nafas melemah yang disertai sesak. 2) Kalau ada
cairan dirongga pleura dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
3) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya,
pada muara ini akan keluar cairan nanah. 4) Pada anak-anak dapat mengenai otak dan
disebut sebagai meningitis gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.
4. Cara
pencegahan penularan penyakit tbc yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat,
menjaga pola makan serta memisahkan dan mencuci barang yang digunakan oleh
penderita tbc.
5. Penyakit
TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium
tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada
anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa.
Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan
berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh
yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau
kelenjar getah bening.
6. Pengobatan
penyakit tbc yaitu dengan cara mengkonsumsi obat antimikobakteri, seperti :
Etambutol, Isoniasid, Rifampisin, Pyrazinamid, Streptomisin dan Sikloserin.
Pengobatan ini dilakukan selama 6 bulan sampai 9 bulan atau bahkan bisa lebih.
Penyakit tbc dapat disembuhkan secara total apabila penderita secara rutin
mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan memperbaiki daya tahan
tubuhnya dengan gizi yang cukup baik
3.2 Saran
Kepada
para pembaca kami ucapakan selamat belajar dan manfaatkanlah makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih perlu ditingkatkan
mutunya, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar