Minggu, 11 Oktober 2015

MAKALAH Penyakit TBC

MAKALAH
“Penyakit TBC”
(Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah farmakologi dasar)



Oleh :
Tia Widianti




SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH TANGERANG 2014-2015



KATA PENGANTAR

            Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana dengan rahmat dan hidayah-nya kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu .
            Makalah ini berjudul “Penyakit TBC”. Uraian materi yang disajikan didapatkan dari internet. Materi disajikan dalam bahasa yang tepat, lugas, dan jelas sehingga mudah dipahami pembaca.
            Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah farmakologi yang meliputi nilai tugas kelompok.
            Kami sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, demi kesempurnaan makalah ini kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan.
            Kepada para pembaca kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah makalah ini dengan sebaik-baiknya.


                                                                                    Rangkasbitung,       Maret 2015


                                                                                                Penyusun




DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penyakit TBC.................................................................................................................3
2.2 Gejala Penyakit TBC.....................................................................................................4
2.3 Pencegahan Penyakit TBC............................................................................................5
2.4 Penularan Penyakit TBC..............................................................................................5
2.5 Pengobatab Penyakit TBC............................................................................................6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................7
3.2 Saran................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................9




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
            Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
            Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.
            Pada tahun 1992 WHO telah mencanangkan tuberkulosis sebagai Global Emergency. Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun 2002, sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional WHO jumlah terbesar kasus ini terjadi di Asia Tenggara yaitu 33% dari seluruh kasus di dunia.
            Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita TB. Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal. Seratus tahun yang lalu, satu dari lima kematian di Amerika Serikat disebabkan oleh tuberkulosis.
Tuberkulosis masih merupakan penyakit infeksi saluran napas yang tersering di Indonesia. Keterlambatan dalam menegakkan diagnosa dan ketidakpatuhan dalam menjalani pengobatan mempunyai dampak yang besar karena pasien Tuberkulosis akan menularkan penyakitnya pada lingkungan,sehingga jumlah penderita semakin bertambah.
            Pengobatan Tuberkulosis berlangsung cukup lama yaitu setidaknya 6 bulan pengobatan dan selanjutnya dievaluasi oleh dokter apakah perlu dilanjutkan atau berhenti, karena pengobatan yang cukup lama seringkali membuat pasien putus berobat atau menjalankan pengobatan secara tidak teratur, kedua hal ini ini fatal akibatnya yaitu pengobatan tidak berhasil dan kuman menjadi kebal disebut MDR ( multi drugs resistance ), kasus ini memerlukan biaya berlipat dan lebih sulit dalam pengobatannya sehingga diharapkan pasien disiplin dalam berobat setiap waktu demi pengentasan tuberkulosis di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan penyakit TBC?
2.      Apakah gejala dari penyakit TBC?
3.      Bagaimana cara pencegahan penyakit TBC?
4.      Bagaimana penularan penyakit TBC?
5.      Bagaimana pengobatan yang harus dilakukan oleh penderita TBC?

1.3 Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit TBC.
2.      Untuk mengetahui apa saja gejala dari penyakit TBC.
3.      Untuk mengetahui bagaimana cara pencegahan penyakit TBC.
4.      Untuk mengetahui bagaimana penularan penyakit TBC.
5.      Untuk mengetahui bagaimana cara pengobatan penyakit TBC.
6.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah farmakologi dasar.




  
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penyakit TBC
            Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang adalah TBC) TBC adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Penyakit ini ditemukan oleh ilmuan dari jerman yang bernama Heinrich Hermann Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882 di Berlin, Jerman.
            Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis tipe humanus, sejenis kuman berbentuk batang dengan panjang 1-4 mm dan tebal 0,3-0,6 mm. Struktur kuman ini terjadi atas lipid (lemak) yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam, serta dari gangguan berbagai kimia dan fisik. Kuman ini juga tahan berada di udara kering dan keadaan dingin (misalnya di dalam lemari es) karena sifatnya yang dormant, yaitu dapat bangkit kembali dan menjadi lebih aktif. Selain itu, kuman ini juga bersifat aerob.
            Tuberkulosis merupakan infeksi pada saluran pernapasan yang vital. Basil Mycobacterium masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas (dreplet infection) sampai alveoli dan terjadilah infeksi primer (Gbon). Kemudian, dikelenjar getah bening terjadilah primer kompleks yang disebut tuberculosis primer. Peradangan terjadi sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik terhadap basil Mycobacterium pada usia 1-3 tahun. Sedangkan, post primer tuberculosis (reinfection) adalah peradangan yang terjadi pada jaringan paru yang disebabkan oleh penularan ulang.
            Selain merusak paru-paru, Mycobacterium tuberculosis dapat mengenai sistem saraf sentral atau meningitis, sistem lympatic, sistem sirkulasi atau miliary tuberculosis, sistem genitourinary, tulang dan sendi. Penderia penyakit Tuberculosis akan mengalami malnutrisi dengan berat badan hanya sekitar 30 sampai 50 kg terutama pada orang dewasa.
            Kondisi daya tahan tubuh yang sangat rendah pada penderita Tuberculosis akan menimbulkan Mycobacterium tuberculosis berkembang biak.
2.2 Gejala Penyakit TBC
            Gejala penyakit TBC digolongkan menjadi dua bagian, yaitu gejala umum dan gejala khusus. Sulitnya mendeteksi dan menegakkan diagnosa TBC adalah disebabkan gambaran secara klinis dari si penderita yang tidak khas, terutama pada kasus-kasus baru.
1.      Gejala umum (Sistemik)
·         Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
·         Penurunan nafsu makan dan berat badan.
·         Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
·         Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

2.      Gejala khusus (Khas)

·         Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
·         Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
·         Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.   
·         Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
            Pada penderita usia anak-anak apabila tidak menimbulkan gejala, Maka TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Sekitar 30-50% anak-anak yang terjadi kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.
2.3 Pencegahan Penyakit TBC
Tips berikut berguna untuk mencegah Penularan penyakit TBC :
1.      Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin
2.      Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun)
3.      Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan
4.      Menghindari udara dingin
5.      Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur
6.      Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari
7.      Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain
8.      Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein

2.4 Penularan Penyakit TBC

            Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.
            Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru. Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.
            Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan fotorontgen.


2.5  Pengobatan Penyakit TBC
1.      Etambutol
2.      Isoniasid
3.      Rifampisin
4.      Pyrazinamid
5.      Streptomisin
6.      Sikloserin

Ø  Isoniazid (INH) sebagai bakterisidial terhadap basil yang tumbuh aktif. Obat ini diberikan selama 18-24 bulan dan dengan dosis 10-20 mg/kg berat badan/hari melalui oral.
Ø  Kombinasi antar INH, rifampicin, dan pyrazinamid yang diberikan selama 6 bulan.
Ø   Obat tambahan, antara lain Strepmomycin (diberikan intramuskuler)dan Etham     burol
Ø  Terapi kortikosteroid diberikan bersamaan dengan obat anti-TB untuk mengurangi respons peradangan, misalnya pada meningitis.
Efek Samping Obat
            Beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat mengkonsumsi obat TB bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Efek samping ringan dapat berupa berubahnya warna urine menjadi kemerahan yang diakibatkan oleh rifampisin. Efek samping lainnya dapat berupa nyeri sendi, tidak ada nafsu makan, mual, kesemutan dan rasa terbakar di hati, gatal dan kemerahan dikulit, gangguan keseimbangan hingga kekuningan (ikterus). Jika pasien merasakan hal-hal tersebut, pasien harus segera berkonsultasi dengan dokter untuk memperoleh penanganan lebih lanjut, fase lanjutan. Dalam beberapa kasus pengobatan bisa berlangsung hingga delapan bulan.




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1.      Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang adalah TBC) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis tipe humanus, sejenis kuman berbentuk batang dengan panjang 1-4 mm dan tebal 0,3-0,6 mm.
2.      Gejala umum dari penyakit TBC : 1) Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan pada malam hari disertai keringat. 2) Penurunan nafsu makan dan berat badan. 3) Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). 4) Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
3.      Gejala khusus dari penyakit TBC : 1) Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak. 2) Kalau ada cairan dirongga pleura dapat disertai dengan keluhan sakit dada. 3) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah. 4) Pada anak-anak dapat mengenai otak dan disebut sebagai meningitis gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
4.      Cara pencegahan penularan penyakit tbc yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat, menjaga pola makan serta memisahkan dan mencuci barang yang digunakan oleh penderita tbc.
5.      Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.
6.      Pengobatan penyakit tbc yaitu dengan cara mengkonsumsi obat antimikobakteri, seperti : Etambutol, Isoniasid, Rifampisin, Pyrazinamid, Streptomisin dan Sikloserin. Pengobatan ini dilakukan selama 6 bulan sampai 9 bulan atau bahkan bisa lebih. Penyakit tbc dapat disembuhkan secara total apabila penderita secara rutin mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan memperbaiki daya tahan tubuhnya dengan gizi yang cukup baik

3.2 Saran
            Kepada para pembaca kami ucapakan selamat belajar dan manfaatkanlah makalah ini dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih perlu ditingkatkan mutunya, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.



DAFTAR PUSTAKA