Laporan Praktikum
Farmasetika II
“Pembuatan Suppositoria”
Kelompok
3
Ketua
Kelompok : Tia Widianti (014030042)
Anggota : 1. Siti Iim Ikrimatudin (014030038)
2. Sri Resti Rahayu (014030040)
3. Sulastri Baniaty (014030041)
4. Devi Diantika (014030006)
5. Dewi Meriani (014030007)
Pelaksanaan Praktikum
: Rangkasbitung, 11 Januari 2016
Sekolah Tinggi
Farmasi Muhammadiyah Tangerang
2015
Kata Pengantar
Assalamu ‘alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirabbil’alamin
atas kehendak dan rahmat Allah SWT, kami mampu menyelesaikan “Laporan Praktikum Pembuatan Suppositoria”
dengan tepat waktu.
Laporan
ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas kelompok praktikum mata kuliah
Farmasetika II.
Kami
mengucapkan terimakasih kepada ibu Meisalina S.Farm selaku dosen pembimbing.
Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kami selaku penulis serta pembaca sekalian.Terimakasih.
Wassalamu ‘alaikum Wr.Wb
Rangkasbitung,
11 Januari 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Suppositoria
Suppositoria menurut
FI edisi IV adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang
diberikan melalui rectum, vagina atau uretra; umumnya meleleh, melunak, atau
melarut pada suhu tubuh. Supositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan
setempat dan sebagai pembawa zat terapeutik yang bersifat local atau sistemik.
1.2 Tujuan Penggunaan Obat Bentuk
Supositoria
1. Supositoria
dipakai untuk pengobatan local, baik di dalam rectum,vagina, atau uretra,
seperti pada penyakit haemorroid/ wasir / ambeien dan infeksi lainnya.
2. Cara
rektal juga digunakan untuk distribusi sistemik, karena dapat diserap oleh
membran mukosa dalam rectum.
3. Jika
penggunaan obat secara oral tidak memungkinkan, misalnya pada pasien yang mudah
muntah atau tidak sadarkan diri.
4. Aksi
kerja awal akan cepat diperoleh, karena obat diabsorpsi melalui mukos rectum
dan langsung masuk ke dalam sirkulasi darah.
5. Agar
terhindar dari perusakan obat oleh enzim di dalam saluran gastrointestinal dan
perubahan obat secara biokimia di dalam hati.
BAB II
METODA PERCOBAAN
2.1 Pelaksanaan Praktikum
Hari :
Senin
Tanggal : 11 Januari 2016
Waktu : 10.00 - 11.50 WIB
2.2
Alat dan Bahan
2.2.1 Alat
1.
Cetakan
suppositoria
2.
Erlenmeyer
3.
Termometer
4.
Batang pengaduk
2.2.2 Bahan
1.
Parasetamol
2.
Oleum cacao
2.3 Prosedur Pembuatan
1. Lelehkan
basis supositoria hingga benar-benar meleleh dan homogenkan.
2. Dispersikan
zat aktif paracetamol kedalam basis yang telah meleleh menggunakan pengaduk
atau mixer hingga homogen sambil tetap dihangatkan.
3. Campuran
yang telah homogen tersebut dituang kedalam cetakan supositoria.
4. Cetakan
dimasukan kedalam freezer hingga benar-benar membeku.
5. Supositoria
yang telah membeku dikeluarkan dari cetakan untuk dievaluasi.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Preformulasi
1. Paracetamol
/ Asetaminofen (F1. III. 37)
·
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih, tidak
berbau rasa pahit
·
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air,dalam 7 bagian
etanol (95 %)p, dan dalam 9 bagian propilenglikol p, larut dalam larutan alkali
hidroksida.
·
Penyimpan : Dalam wadah tertutup baik,
terlindung dari cahaya.
·
Khasiat : Analgettikum , Antipiretikum.
2. Oleum
cacao / lemak coklat (F1. III. 453)
·
Pemerian : Lemak padat, putih kekuningan, bau khas
aromatic rasa khas lemak, agak rapuh.
·
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95 %)p, mudah
larut dalam kloroform p, dalam eter p, dan dalam eter minyak tanah.
·
Khasiat : Zat tambahan.
3.2 Formula Sediaan dan penimbangan
Formula Sediaan
Jenis Zat
|
Nama Zat
|
Formula
|
Jumlah Zat per tablet
|
Jumlah Zat per batch
|
Zat
aktif
|
Parasetamol
|
50 mg
|
52,5
|
2,625 g
|
Pengikat
|
Oleum Cacao
|
***
|
1947,5 mg
|
97,375 g
|
Jumlah
|
2000 mg
|
100 g
|
Penimbangan
Berat per suppo = 2000 mg = 2 g
Akan dibuat 50 Suppo (besar batch),
total jumlah per batch 100 g (2000 mg X 50 suppo = 100.000 mg = 100 gram)
Jumlah Bahan Per Suppositoria Yang Ditimbang
1. Paracetamol
(Zat Aktif)
Berat parasetamol yang ditimbang = Berat parasetamol
+ 5% Berat parasetamol
= 50 mg + 5% X 50 mg
= 52,5 mg
2. Oleum
cacao =
2000 mg – 52,5 mg
= 1947,5 mg
Jumlah Bahan Per Batch Yang Ditimbang
1.
Parasetamol = 52,5 mg X 50 suppo =
26,25 mg = 2,625 g
2.
Oleum Cacao = 1947,5 mg X 50 suppo =
97.375 mg = 97,375 g
3.3 Tabulasi Data Evaluasi
1. Uji
Penampilan
Warna :
Kekuningan
Bentuk
: Kotak
Bau :
Menyengat
2. Uji
Keseragaman Bobot
Timbang
masing-masing suppositoria (lakukan untuk 20 suppositoria)
3. Uji
Waktu Hancur
Dilakukan
untuk 4 suppositoria pada suhu tubuh 360-380 C.
(Dilakukkan duplo)
Hasil
Evaluasi Suppositoria
1. Uji
Pemampatan
Warna : Kekuningan
Bentuk : Kotak
Bau : Menyengat
2. Uji
Keseragaman Bobot
Suppo ke
|
Berat per suppo
|
Rata-Rata
|
1
|
10,34
g
|
10,61
g
|
2
|
11,53
g
|
|
3
|
9,43
g
|
|
4
|
9,83
g
|
|
5
|
9,87
g
|
|
6
|
10
g
|
|
Jumlah
|
61
g
|
=
61 g : 6 = 10,16 gram
3. Uji
Kekerasan Suppositoria
*Angka awal hardness
tester = 3,99 N
-
Percobaan 1
Suppo ke
|
Berat per suppo
|
Rata-Rata
|
1
|
70,01
N
|
75,16
Newton
|
2
|
80,31
N
|
|
Jumlah
|
150,32
N
|
-
Percobaan 2
Suppo ke
|
Berat per suppo
|
Rata-Rata
|
1
|
72,01
N
|
76,16
Newton
|
2
|
80,31
N
|
|
Jumlah
|
152,32
N
|
3.4 Data Referensi
Terlampir.
3.5 Pembahasan dan
Diskusi Hasil Percobaan
Pada percobaan
pembuatan suppositoria ini digunakan formula standar. Saat mendispersikan
parasetamol kedalam oleum cacao harus teteap dalam keadaan hangat. Karena akan
mengakibatkan pengerasan sehingga tidak meratanya kandungan zat aktif pada
suppo yang dihasilkan.
Pada uji
penampilan, suppo yang kami buat berwarna kekuningan, memiliki bentuk kotak dan
mempunyai bau menyengat yang khas. Hal tersebut menunjukkan bahwa formula yang
digunakan sudah baik.
Pada uji
keseragaman bobot, ditimbang 6 suppo yang telah dibuat. Dan rata-ratanya 10,16
gram.
Pada uji
kekerasan suppo dicoba pada 2 suppo dan 2 suppo berikutnya.
Pada percobaan
pertama rata-ratanya 75,16 N dan pada percobaan kedua 76,16 Newton.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam praktikum pembuatan suppositoria kami dapat menyimpulkan bahwa :
1.
Suppo yang kami buat memiliki warna
kekuningan, bentuk kotak dan bau menyengat yang khas. Hal tersebut menunjukkan
bahwa formula yang digunakan sudah baik.
2.
Rata-rata bobot suppo 10,16 gram
3.
Rata-rata dari uji kekerasan pada percobaan
pertama 75,16 N dan percobaan kedua 76,16 N.
4.2 Saran
Pada percobaan
pembuatan suppositoria ini digunakan formula standar. Saat mendispersikan
parasetamol kedalam oleum cacao harus teteap dalam keadaan hangat. Karena akan
mengakibatkan pengerasan sehingga tidak meratanya kandungan zat aktif pada
suppo yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Midian, Loho, E., dkk., 1979, Farmakope
Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.
H, A, Syamsuni, Apt., 2005, Ilmu
Resep, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Drs, Soesilo, Slamet., 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Lampiran 1
Dokumentasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar