Selasa, 12 Januari 2016

Laporan Praktikum Farmasetika II “Pembuatan Suppositoria”

Laporan Praktikum
Farmasetika II
“Pembuatan Suppositoria”




Kelompok 3
Ketua Kelompok         : Tia Widianti                          (014030042)
Anggota                      : 1. Siti Iim Ikrimatudin          (014030038)
              2. Sri Resti Rahayu               (014030040)
              3. Sulastri Baniaty                 (014030041)
              4. Devi Diantika                    (014030006)
              5. Dewi Meriani                    (014030007)
Pelaksanaan Praktikum : Rangkasbitung,  11 Januari 2016
Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang

2015

Kata Pengantar

Assalamu ‘alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirabbil’alamin atas kehendak dan rahmat Allah SWT, kami mampu menyelesaikan “Laporan Praktikum Pembuatan Suppositoria” dengan tepat waktu.
Laporan ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas kelompok praktikum mata kuliah Farmasetika II.
Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Meisalina S.Farm selaku dosen pembimbing.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami selaku penulis serta pembaca sekalian.Terimakasih.

Wassalamu ‘alaikum Wr.Wb


                                                                                    Rangkasbitung, 11 Januari 2016

                                                                                                Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Suppositoria
Suppositoria menurut FI edisi IV adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rectum, vagina atau uretra; umumnya meleleh, melunak, atau melarut pada suhu tubuh. Supositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan setempat dan sebagai pembawa zat terapeutik yang bersifat local atau sistemik.

1.2  Tujuan Penggunaan Obat Bentuk Supositoria
1.      Supositoria dipakai untuk pengobatan local, baik di dalam rectum,vagina, atau uretra, seperti pada penyakit haemorroid/ wasir / ambeien dan infeksi lainnya.
2.      Cara rektal juga digunakan untuk distribusi sistemik, karena dapat diserap oleh membran mukosa dalam rectum.
3.      Jika penggunaan obat secara oral tidak memungkinkan, misalnya pada pasien yang mudah muntah atau tidak sadarkan diri.
4.      Aksi kerja awal akan cepat diperoleh, karena obat diabsorpsi melalui mukos rectum dan langsung masuk ke dalam sirkulasi darah.
5.      Agar terhindar dari perusakan obat oleh enzim di dalam saluran gastrointestinal dan perubahan obat secara biokimia di dalam hati.

BAB II
METODA PERCOBAAN

2.1 Pelaksanaan Praktikum
            Hari                 : Senin
            Tanggal           : 11 Januari 2016
            Waktu             : 10.00 - 11.50 WIB

2.2 Alat dan Bahan
            2.2.1 Alat
1.      Cetakan suppositoria
2.      Erlenmeyer
3.      Termometer
4.      Batang pengaduk
           
2.2.2 Bahan
1.      Parasetamol
2.      Oleum cacao
           

2.3 Prosedur Pembuatan
1.      Lelehkan basis supositoria hingga benar-benar meleleh dan homogenkan.
2.      Dispersikan zat aktif paracetamol kedalam basis yang telah meleleh menggunakan pengaduk atau mixer hingga homogen sambil tetap dihangatkan.
3.      Campuran yang telah homogen tersebut dituang kedalam cetakan supositoria.
4.      Cetakan dimasukan kedalam freezer hingga benar-benar membeku.
5.      Supositoria yang telah membeku dikeluarkan dari cetakan untuk dievaluasi.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Preformulasi
1.      Paracetamol / Asetaminofen (F1. III. 37)
·         Pemerian   : Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau rasa pahit
·         Kelarutan   : Larut dalam 70 bagian air,dalam 7 bagian etanol (95 %)p, dan dalam 9 bagian propilenglikol p, larut dalam larutan alkali hidroksida.
·         Penyimpan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
·         Khasiat        : Analgettikum , Antipiretikum.

2.      Oleum cacao / lemak coklat  (F1. III. 453)
·         Pemerian    : Lemak padat, putih kekuningan, bau khas aromatic rasa khas lemak, agak rapuh.
·         Kelarutan    : Sukar larut dalam etanol (95 %)p, mudah larut dalam kloroform p, dalam eter p, dan dalam eter minyak tanah.
·         Khasiat        : Zat tambahan.

3.2 Formula Sediaan dan penimbangan
Formula Sediaan
Jenis Zat
Nama Zat
Formula
Jumlah Zat per tablet
Jumlah Zat per batch
Zat aktif
Parasetamol
50 mg
52,5
2,625 g
Pengikat
Oleum Cacao
***
1947,5 mg
97,375 g
Jumlah
2000 mg
100 g


Penimbangan
Berat per suppo = 2000 mg = 2 g
Akan dibuat 50 Suppo (besar batch), total jumlah per batch 100 g (2000 mg X 50 suppo = 100.000 mg = 100 gram)
Jumlah Bahan Per Suppositoria Yang Ditimbang
1.      Paracetamol (Zat Aktif)
              Berat parasetamol yang ditimbang = Berat parasetamol + 5% Berat parasetamol
                                                                      = 50 mg + 5% X 50 mg
                                                                      = 52,5 mg
2.      Oleum cacao                                                 = 2000 mg – 52,5 mg
                                                                            = 1947,5 mg

Jumlah Bahan Per Batch Yang Ditimbang
1.      Parasetamol     = 52,5 mg        X         50 suppo          = 26,25 mg      = 2,625 g
2.      Oleum Cacao  = 1947,5 mg    X         50 suppo          = 97.375 mg    = 97,375 g

3.3 Tabulasi Data Evaluasi
1.      Uji Penampilan
Warna              : Kekuningan
Bentuk            : Kotak
Bau                  : Menyengat
2.      Uji Keseragaman Bobot
Timbang masing-masing suppositoria (lakukan untuk 20 suppositoria)
3.      Uji Waktu Hancur
Dilakukan untuk 4 suppositoria pada suhu tubuh 360-380 C. (Dilakukkan duplo)
Hasil Evaluasi Suppositoria
1.      Uji Pemampatan
Warna              : Kekuningan
Bentuk            : Kotak
Bau                  : Menyengat
2.      Uji Keseragaman Bobot
Suppo ke
Berat per suppo
Rata-Rata
1
10,34 g



10,61 g
2
11,53 g
3
9,43 g
4
9,83 g
5
9,87 g
6
10 g
Jumlah
61 g

Rata-Rata      = 10,34 g + 11,53 g + 9,43 g + 9,83 g + 9,87 g + 10 : 6
                        = 61 g : 6  = 10,16 gram
3.      Uji Kekerasan Suppositoria
*Angka awal hardness tester  = 3,99 N
-          Percobaan 1
Suppo ke
Berat per suppo
Rata-Rata
1
70,01 N

75,16 Newton

2
80,31 N
Jumlah
150,32 N

Rata-Rata      = 70,01 N + 80,31 N : 2 = 150,32 N : 2 = 75,16 Newton
-          Percobaan 2
Suppo ke
Berat per suppo
Rata-Rata
1
72,01 N

76,16 Newton

2
80,31 N
Jumlah
152,32 N

Rata-rata        = 72,01 N + 80,31 N : 2 = 152,32 N : 2  = 76,16 Newton

3.4 Data Referensi
            Terlampir.

3.5 Pembahasan dan Diskusi Hasil Percobaan
Pada percobaan pembuatan suppositoria ini digunakan formula standar. Saat mendispersikan parasetamol kedalam oleum cacao harus teteap dalam keadaan hangat. Karena akan mengakibatkan pengerasan sehingga tidak meratanya kandungan zat aktif pada suppo yang dihasilkan.
Pada uji penampilan, suppo yang kami buat berwarna kekuningan, memiliki bentuk kotak dan mempunyai bau menyengat yang khas. Hal tersebut menunjukkan bahwa formula yang digunakan sudah baik.
Pada uji keseragaman bobot, ditimbang 6 suppo yang telah dibuat. Dan rata-ratanya 10,16 gram.
Pada uji kekerasan suppo dicoba pada 2 suppo dan 2 suppo berikutnya.
Pada percobaan pertama rata-ratanya 75,16 N dan pada percobaan kedua 76,16 Newton.



BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dalam praktikum pembuatan suppositoria kami dapat menyimpulkan bahwa :
1.      Suppo yang kami buat memiliki warna kekuningan, bentuk kotak dan bau menyengat yang khas. Hal tersebut menunjukkan bahwa formula yang digunakan sudah baik.
2.      Rata-rata bobot suppo 10,16 gram
3.      Rata-rata dari uji kekerasan pada percobaan pertama 75,16 N dan percobaan kedua 76,16 N.

4.2 Saran
Pada percobaan pembuatan suppositoria ini digunakan formula standar. Saat mendispersikan parasetamol kedalam oleum cacao harus teteap dalam keadaan hangat. Karena akan mengakibatkan pengerasan sehingga tidak meratanya kandungan zat aktif pada suppo yang dihasilkan.


DAFTAR PUSTAKA

Midian, Loho, E., dkk., 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.
H, A, Syamsuni, Apt., 2005, Ilmu Resep, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Drs, Soesilo, Slamet., 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.


Lampiran 1
Dokumentasi

                                       




Tidak ada komentar:

Posting Komentar